Minggu, 26 Juni 2011

Biografi Personil Slank

KA-KA

Akhadi Wira Satriaji atau kerap di sapa Kaka (lahir di Jakarta, 10 Maret 1974; umur 34 tahun) adalah sepupu Bim-bim, pendiri Slank. Di Slank, Kaka mengisi sektor suara.
Bungsu dari empat bersaudara ini mulai mengenal musik sejak SMP. Namun dirinya bergabung dengan Slank baru saat duduk di kelas 1 SMA pada tahun 1989. Ia menempati posisi vokal menggantikan posisi Erwan yang keluar dari Slank. Dunia artis yang penuh kehidupan glamour dan foya-foya sulit untuk dihindari, Kaka pun turut terjebak dalam dunia hitam narkoba. Awal mula mengkonsumsi pil neraka ini adalah mencoba-coba, tetapi kemudian jadi ketagihan. Akhirnya sejak tahun 2000, dengan dibantu terapi obat- obatan Cina, Kaka menjauhkan diri dan tidak menyentuh barang haram itu lagi.
Kaka menikah dengan Natasya pada hari Jumat tanggal 13 Desember 2002. Pernikahan ini merupakan pernikahan kedua Kaka. Dari pernikahan pertamanya, Kaka dikaruniai seorang anak Solielluna (lahir 1996) dan dari pernikahan keduanya, Chaska Satriaji (lahir 6 April 2004).
Nama lengkap:Akhadi Wira Satriaji
Nama panggilan:Kaka
Tempat tanggal lahir:Jakarta, 10 March
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:171 cm / 60 kgs
Hobi:Soccer
Influence:Bob Marley, David Coverdale
Instrumen:Guitars / Vocal Cord
Bim-Bim

Bimo Setiawan Almachzumi
Laki-Laki
Islam
Jakarta, 25 Desember 1966
Biografi :
Bimo Setiawan Almachzumi atau akrab dipanggil Bimbim adalah pendiri grup musik Indonesia, Slank. Lahir di Jakarta, 25 Desember 1966, Bimbim memainkan instrumen drum.
Bersama Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal), Bimbim mengekspresikan kecintaannya terhadap karya-karya Rolling Stones. Pada Desember 1983 mereka mendirikan Cikini Stones Complex (CSC), grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta, yang merupakan cikal bakal Slank.
Dalam perjalanannya, mereka mengalami perombakan personil hingga akhirnya terbentuk formasi ke-14 pada 1996 yang bertahan sampai sekarang. Formasi terakhir, yang dimulai dari album ketujuh Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar).
Dalam perjalanan hidupnya Bimbim yang pernah mengalami persoalan dengan Narkoba ini menikah dengan perempuan keturunan Aceh Reny Setiawati. Dari perkawinan keduannya dikaruniai dua orang anak.
Ridho
biografi :
Mohammad Ridwan Hafiedz atau terkenal dengan nama Ridho Slank adalah seorang gitaris, vokal pendukung, dan penulis lagu bagi grup musik Slank. Pria kelahiran Ambon, Maluku, 3 September 1973 itu, juga sibuk memimpin sebuah klinik gitar di Jakarta.
Bersama Slank, Ridho telah membuat sembilan album studio dan tiga album live dan satu album kompilasi yang dirilis Mei 2006. Pada 2007, Ridho bersama Ipang dari BIP bersama mengerjakan scoring dan soundtrack film TENTANG CINTA (2007).
Ridho menikah dengan Ony Serojawati pada 25 Agustus 2001. Dari pernikahan ini, dikaruniai tiga orang anak, Marco Maliq Hafiedz, Omar Hakeem Hafiedz dan Stella Aisha Hafiedz.
Abdhee
Abdee Negara atau populer dengan Abdee Slank, lahir di Donggala, Sulawesi Tengah 28 Juni 1968. Ia adalah seorang gitaris, vokal pendukung, penulis lagu bagi grup musik Slank.
Sementara Slank sendiri adalah grup musik yang selalu eksis menelurkan album-albumnya sejak 1983. Grup ini semula merupakan grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta, yang terdiri Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal).
Sayang grup ini tidak bisa bertahan dengan formasinya, sehingga berturut-turut terjadi perombakan personil sampai akhirnya terbentuk formasi yang ke-14 pada 1996 dan bertahan sampai sekarang.
Pada formasi terbentuk terdiri, Kaka masuk sebagai vokalis, dengan personel lain terdiri dari Bimbim (drum), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar).
Karir musik
  • 1988- belajar teori musik di ILW sambil bermain band dengan Ivan N Flash Band.
  • 1990-1997 jadi session player di studio dan panggung
  • 1997 akhir, bergabung dengan Slank sampai sekarang.
Diskografi
  • Tujuh (1997)
  • Mata Hati Reformasi (1998)
  • Konser Piss 30 Kota (1998)
  • 999 + 09 1 (1999)
  • 999 + 09 11 (1999)
  • Ngangkang (2000)
  • Virus (2001)
  • Virus Road Show (2000)
  • Satu Satu (2003)
  • Bajakan (2003)
  • P.L.U.R (2003)
  • Slankissme (2005)
  • Since 1983 – edisi Malaysia (2006)
IVAN
Ivan Kurniawan Arifin atau yang lebih akrab di panggil Ivan ini merupakan pencabik Bass Slank. Pria kelahiran Jakarta ini mulai bergabung di Slank sejak tahun 1997 menggantikan Bongk.
Bersama Slank Ivan telah menghasilkan 10 album dimulai dari album lagi sedih sampai album terakhir slank slow but sure.

Nama lengkap:Ivan Kurniawan Arifin
Nama panggilan:Ivanka
Tempat tanggal lahir:Jakarta, 9 Desember
Agama:Islam
Tinggi/Berat badan:170 cm / 55 kgs
Hobi:Musics
Influense:Rolling Stones, Beatles
Instrumen:Bass / Guitars

Diharapkan Jadi Anggota DPR, Tapi Malah Jadi Gitaris

Dilarang main musik malah jadi pemusik, itulah Abdee Negara. Cowok kelahiran Donggala, 28 Juni 1968. Bokapnya, andi Cella Nurdin, mantan anggota DPR. Wajar kalo ia menginginkan Abdee, anak ketujuh dari delapan bersaudara, bisa ngikutin jejaknya. "Mungkin karena ortu gua melihat kakak gua yang juga main musik, sekolahnya gagal." Toh ia ngotot pengen pol-polan. Karena permintaannya untuk dibeliiin gitar nggak pernah dikabulkan, dia sempat berpikir diperlakukan diskriminatif oleh sang bokap. Beruntung hal itu nggak sampe menyurutkan niatnya untuk bermusik. Sejak SMP diam-diam Abdee sudah bergabung dengan teman-temannya yang berusia jauh lebih tua dan rata-rata sudah punya pengalaman.

Abdee pun tambah pede waktu diberi kesempatan nyanyi sekaligus main gitar di pesta ultah adiknya. Dengan dalih sumpek dikampung halaman, Abdee ngerengek untuk nerusin sekolah ke SMU 1 Palu. Padahal ia mengincar fasilitas ngeband disana yang tentu saja lebih komplit ketimbang Donggala. "Gue pingin ngerasain pegang gitar elektrik itu kayak apa." Katanya jujur. Disana, ia memang sempat bikin Interview Band bareng Hengky Supit – mantan vokalis Whizzkid. "Dulu sebenarnya gue ngebet pengen jadi vokalis, tapi kalo pas nyanyi suara gue kedengaran ancur. Ya udah milih gitar aja," dia tertawa geli.
Ketika itu sang nyokap yang sering ngasih duit kalo dia butuh buat beli senar gitar. Untung, sekolahnya nggak berantakan. Abdee bahkan pernah masuk ranking III dan lolos Sipenmaru (sekarang UMPTN). Keinginan main musik yg begitu kuat menyebabkan kuliahnya di Fakultas 

Ekonomi di Universitas tadukalo, Palu, Cuma dijalaninya sebulan. Tanpa gitar ditangan apalagi punya kenalan, Abdee ngabur ke Jakarta pada 1988. Sejak itu ortunya sadar niat Abdee nggak bisa dibendung dan mereka mulai mendukung.
Sayang, pertemanan Abdee dengan dunia musik telah mengantarnya ke dunia alcohol. Padahal jujur saja dia mengaku Cuma pingin meniru artis kondang. Abis dengan teler dia serasa sudah jadi pemusik beneran. Sampai suatu hari seorang teman menegurnya. "Ngapainmabuk ? Musisi top itu terkenal dulu baru mabuk, Lu terkenal aja belum udah mabuk-mabukan." Kalimat itu sangat membekas dihatinya. "Sekarang kalimat itu yang selalu saya omongkan ke murid-murid saya kalo mereka mabuk," kata instruktur gitar ini.

Sejak ikut Indra Lesmana Workshop,yg ditekuninya selama enam bulan, pergaulannya dengan musisi mulai luas. Adalah ote Abadi, gitaris kelompok Leo Kristi, yang pertama mengajaknya rekaman. "Gue punya gitar sendiri sejak jadi professional (dibayar) di musik. Sebelumnya pinjam sana-sini." Penggemar motorcross dan mincing ini sempat lepas gitar. Keterlibatannya sebagai stage manager dan music director pada rumah produksi milik penyanyi jazz Ermy Kulit, telah membuka matanya. "Ternyata musik itu bukan Cuma main gitar, tapi ada juga segi entertain dan bisnisnya," simpul suami Nita (26) dan bapak dari Andi Alanis (14 bulan). Dengan Ermy Kulit Cuma bertahan sebentar, ia segera menyambar kembali gitarnya. Dan menggelendanglah dari satu pub ke pub yang lain, bantuin banyak pemusik. Nah pergulatan itulah yang mengantarnya pada Slank. Sayang, sang bokap nggak sempat menyaksikan keberhasilannya.

"Sebelum meninggal, dia bilang pengen melihat gue manggung. Tapi keinginannya itu nggak kesampaian," Abdee menerawang masa lalu. Ia pernah salah menafsirkan Slank sebagai grup yang nggak mampu memainkan blues (kecuali Pay). "Ternyata personel Slank itu anak Blues semua." Katanya. Secara musical, Abdee Negara mungkin memberikan kontribusi yang besar terhadap Slank. Tapi kehadirannya diakui telah membuat Slank lebih seger, kalo nggak boleh ditulis manis. (Hai Klip Slank Okt. 98)

Sejak Kecil Sudah Jadi Anak Terbuang

Akhadi Wira Satriaji alias Kaka adalah gambaran pas bocah yang nggak pernah merasakan kasih saying ortu. Usia 2 tahun ditinggal mati nyokap. Ia dengan ketiga sodarnya, santi, Koko dan Kiki segera terlempar dari lingkungan keluarga. Tiga nama terakhir ini dititipkan pada seorang kerabat di Surabaya (Rere, drummer Grass Rock), sedang Kaka pada keluarga Denny di bilangan Kebon Sirih. Seorang diri, bocah kelahiran Jakarta 10 Maret 1973 itu berusaha menemukan identitas. Nggak punya tempat mengadu, selalu kebingungan mencari jawaban buat hal-hal yang nggak dimengertinya. Termasuk waktu tergoda ngicipin narkotik saat kelas 6 SD. "Waktu itu nggak sempat bertanya gimana resikonya kalo ngegunain itu barang. Waktu teman-teman make, ya gue ikut-ikutan."

Ia menyesalkan tindakan sang bokap yang memisahkan dirinya dari ketiga kakaknya, hingga diantara mereka tidak terjalin kehangatan. "Gue nggak pernah akrab sama mereka, karena secara prinsip berbeda. Mungkin pengaruh lingkungan," kenangnya. Asal tau aja, Koko adalah gitaris Kidnap Katrina. Sedang Kiki termasuk personel slank angkatan pertama. Narkotik boleh merenggut masa kecilnya, tapi Kaka cilik tetap punya cita-cita keren : jadi binaragawan. Ketika SD dia juga ikut-ikutan keranjingan breakdance dan sama sekali nggak pernah berpikir jadi pemusik. Itu sebabnya, semasa tinggal di Kebon Sirih, dia suka merasa terganggu oleh kehadiran slank yang sering nebeng latihan disitu. "Kesalnya minta ampun. Abis, nggak bisa tidur siang."

Kuatir sekolahnya terganggu, Bunda menarik tu anak ke Potltot. Eh disana malah diajak ngeband sama Masto, adik Bimbim. Merasa nggak punya bakat, dia menolak tawaran itu dan mulai kabur-kaburan. Toh, dia nggak punya tempat pulang selain di Potlot. Akhirnya Kaka menyerah dan bersedia gabung sama Masto dalam grup Lovina. Belum sempat masuk studio rekaman, Masto terpaksa merelakan Kaka buat disumpalkan pada formasi Slank yang baru dititnggal pergi Well Willy. "Awalnya mas Bimbim minjem gue selama dua tahun. Tapi akhirnya kebablasan…" Lagian, minjem kok dua tahun ?

Slank membuatnya kerasan, karena persyaratan yang diajukan Bimbim nguntungin dirinya. Bimbim mengajukan syarat bahwa siapapun yang masuk slank musti berani milih : main musik atau sekolah. Kaka yang saat itu baru dikeuarin oleh gurunya gara-gara berantem terus di sekolah tentu saja seolah mendapat penampungan. "Padahal gue udah siap-siap mau ujian biologi, pake bawa-bawa tomat segala. Gue dipanggil guru, kirain mau langsung dites. Nggak taunya…." Ada satu kebiasaan Kaka yang sering bikin kesel orang. Anak itu hobi banget nyorat-nyoret dinding atau kertas kosong yang ditemukannya dimana saja. Kelak kebiasaannya ini disalurkannya di Slank. Masih ingat logo pertama slank ? Nah, idenya muncul dari dia. Wartawan atau slankers yang pernah ngobrol sama dia pati bakal ingat gimana tangan Kaka nggak pernah mau berhenti nyoretin apa saja yang bisa dicoret. Kertas kosong, surat kabar bahkan permukaan meja sekalipun.

Kalo lagi tur, giliran kamar hotel tempat rombongan Slank menginap yang jadi korban keisengannya. Terutama sprei. Bunda Iffet yang rupanya mencium bakat tersebut, bermaksud mengirimkannya ke Bali dengan harapan jadi pelukis. Si Kaka jelas ketakutan setengah mati. "Takut nggak bisa balik lagi, hehehe!" Pada saat itulah Bimbim tampil menggagalkan rencana Bunda, sambil menjamin bahwa ia sanggup ngurus sepupunya itu. Atas saran Bimibim pula, ia abis-abisan latihan vokal. Sayang, yang diterimanya justru ledekan dari kiri kanan. Dia dianggap nggak becus ngolah suaranya sendiri.

Tahun 1994 dia bertemu Irni Arianti Nasution (cewek kelahiran 1971), yang saat itu lagi ditaksir sama Dhani Manaf. Suatu hari Kaka dan Irni nonotn pertunjukan Dewa 19. Ari Lasso yang tahu ada vokalis Slank diantara penonton, segera mendaulat Kaka buat menyanyikan sebuah lagu dari Queen. Sepulang dari nonotn itulah kaka dan Irni resmi pacaran. Menikah pada 14 Mei 1996, pasangan itu kini dikaruniai Soleil Luna (2). Sekarang hidupnya boleh dibilang lengkap sudah. Popularitas, istri cantik dan tentu saja anak cucu. Kalo ada yang disesalinya, itulah hubungan yang tetap renggang dengan bokapnya. (Hai Klip Slank Okt ’98)

Pertolongan Allah di Puncak Sakaw

 
Keringat bermanik-manik di wajahnya. Tubuhnya menggigil. Wajahnya yang tirus dan kuyu menyemburatkan rasa sakit yang sangat. Napasnya pun tersengal-sengal. Di puncak rasa sakit yang tak terperikan, anakmuda yang sakaw (ketigahan narkoba), teringat pada Allah. ''Ya, Allah, sembuhkan aku dari rasa sakit ini, bebaskan aku dari jerat narkoba,'' hatinya mengerung, memanjatkan doa.

Sekonyong-konyong, ia merasa ada kesejukan, mengaliri jiwanya. Kesejukan itu bagaikan air yang merendam rasa sakit pada jasmaninya.

Bimbim, demikian anak muda yang sakaw itu, tak dapat melupakan pengalaman tersebut. Pengalaman itu, tak sekadar membekas di bilik hatinya, tetapi memicunya untuk mendekatkan diri pada-Nya sekaligus lebih menghayati agama Islam. Sepotong doa, baginya di puncak kritis, menjadi obat yang mengeluarkannya dari jerat narkoba.

Bimbim, siapa tak mengenal nama itu? Nama itu terpahat di benak para slanker, penggemar grup rock Slank. Bimbim bersama personel Slank, seperti jamaknya bagi sebagaian rocker pada kala itu, memang sempat menjadi budak narkoba. Narkoba bagaikan setan. Awalnya, mengiming-iming kebebasan berekspresi dan kekayaan kreativitas, sehingga mereka menggunakan narkoba untuk eksis di blantika musik Indonesia. ''Dulu dengan menggunakan narkoba memang bisa membantu,'' kisah Bimbim.


Tak mengherankan, narkoba menjadi gaya hidup, awak Slank. Tak hanya Bimbim, Kaka dan Irfan pun mengonsumsinya.Maka dengan mata celong, kelakukan tak terkontrol, mereka lebih mirip monster di panggung. Ironisnya, penggemarnya mengelu-elukannya. ''Yang ganjil malahan orang luar yang melihat kita. Kita sih ngerasa benar juga,'' kenang Bimbim.


Namun, narkoba itu laiknya setan. Setelah terjerumus kepada narkoba, Bimbim maupun Kaka belakangan merasa daya 'sihir' narkoba, berkurang. Sebaliknya, mereka merasa fisik dan jiwa kian layu, bahkan, mengutip istilah mereka, ''hampir mati.'' Merasakan dampak buruknya, awak Slank pun sepakat untuk keluar dari jebakan narkoba. Semula, mereka mencoba mengurangi dosis, dengan harapan kelak dapat berhenti.


Kenyataannya? Hingga lima tahun, mereka tak kunjung berhenti. ''Jadi kalau mau berhenti harus mendadak. Hari ini mau berhenti, ya hari itu juga nggak lagi mau bersentuhan dengan narkoba,'' jelas penabuh drum itu. Kaka, sang vokalis, berpendapat demikian. Ia melukiskan, obat dan dokter hanya pembantu, yang utama ialah niat untuk berhenti. Irfan, pemain bass, menambahkan dari semua itu kemauan memohon petunjuk Allah. ''Tanpa berdoa nggak mungkin kita bebas dari narkoba.'' Mereka yang tak percaya Allah mustahil keluar dari jerat narkoba.


Tanpa bantuan Allah dan dukungan keluarga, para awak Slank itu meyakini, mustahil dapat sembuh. ''Kita nggak lupa berdoa. Ya berdoa untuk karier kita dan supaya lepas dari narkoba. Alhamdulillah akhirnya dijawab oleh Allah dan kita diberi kesempatan sekali lagi,'' kisah Bimbim.


Di sisi lain, menurut Kaka, peran keluarga terutama Bunda (orangtua Bimbim) menyebabkan mereka sembuh. Bunda begitu sabar dan telaten merawat mereka. Menghadapi awak-awak Slank, Bunda memperlakukan mereka, tak ubahnya bayi. Berkat doa mereka sendiri maupun Bunda sekaligus ketawakkalan orangtua tersebut, mereka sembuh dari narkoba, pada 2000.


Kelimanya -- Bimbim, Kaka, Ridho, Abdi dan Ifan -- kini merasa lebih sehat jasmani maupun rohani dibandingkan dulu. Berhasil keluar dari kungkungan 'setan' tersebut, merupakan pengalaman ruhani yang terbesar, bagi awak Slank. ''Kalau dipikir-pikir mustahil kami dapat keluar, tanpa pertolongan Allah.''


Berkat pertolongan-Nya - yang jika Cuma menggunakan logika manusia mustahil mereka mendapatkan hidayah-Nya akibat keburukan perilaku - mereka menyadari betapa Allah maha pengasih. Mereka pun semakin berupaya mendekatkan diri kepada agama. Salah satu bentuknya berdoa sebelum konser. ''Ya bayangin aja, kita sering konser di banyak kota hanya dalam waktu tiga bulan. Kasarnya kalau bukan karena pertolongan Allah, kita pasti nggak akan kuat. Alhamdulillah konser berjalan lancar, '' ujar Bimbim.


Mengaku telah memulai ritual doa sebelum manggung sejak awal, Kaka mengisahkan, dengan semua awak Slank muslim, justru membuat kompak. ''Doanya bismillah dan baca fatihah,'' kisah Kaka. Slank pun lebih dewasa, bahkan, kini berupaya menanamkan kesadaran bagi penggemarnya di sela-sela pertunjukan.


Pengalaman berkesan lainnya bagi para rocker ini saat turut memeriahkan Konser Hijriyah yang diselenggarakan Republika pada dua tahun silam. ''Tanpa pikir panjang kami iyakan, ini berkah tersendiri,'' kenang Bimbim. Merupakan pengalaman musikal relijius pertama Slank, pada perhelatan keislaman itu, grup rock ini berkolaborasi dengan Hadad Alwi.


Apa yang dipetik dari pengalaman musikal relijius itu? mengandaikan konser itu merupakan bentuk lain ibadah Slank, Kaka mengakui ada nuansa berbeda karena sebelumnya tidak pernah menyanyikan lagu religius. Penjiwaan terhadap lagu inilah yang agak sulit dilakukan dalam tempo singkat. Bila untuk tembang pop rock biasanya hanya butuh waktu satu hari, tetapi menjiwai lagu religius baru bisa dua hari. Itupun setelah banyak bertanya kepada Hadad Alwi dan sejumlah orang yang memahami bahasa Arab.


Keseharian mereka pun kini kian islami terutama karena semua personelnya pemeluk Islam. Ini menciptakan suasana kondusif bagi Slank. Masing-masing menjadi bisa saling memberitahu dan memberi arah. Kadang salah satu dari kelimanya mengingatkan untuk shalat. Kendati kegiatan rutin keagamaan belum dilaksanakan, namun ada momen-momen tertentu yang mereka gunakan untuk berkumpul bersama. Semisal berbuka puasa, sahur dan takbiran bersama.


Bimbim pun kini lebih bening membandingkan masyarakat maju di negara sekuler. Di sana, menurutnya, sebagian penduduknya memang tak percaya Tuhan. Di Indonesia? Kendati hidup modern, masyarakatnya masih mengingat Allah. Bimbim pun berharap, mereka dapat mewujudkan impian di masa datang, yaitu menyelipnya nuansa reliji pada album-album barunya. Namun, Bimbim menegaskan, Islam tak harus identik dengan Arab, begitupun dengan musiknya. ''Bagi Slank, musik Islam dapat dibungkus dengan corak apapun, pop modern misalnya,'' ujarnya.

Kaka Slank dan Bulan Ramadhan


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Bagi para penggemar musik Indonesia nama kelompok musik “Slank” sangatlah tidak asing. Apalagi nama kaka, panggilan akrab vokalis Slank yang gaya bicaranya ceplas- ceplos, lugas dan tanpa beban. Lelaki yang sering menjadi juru bicara dari group band yang pernah menyandang sebagai “pendatang baru” dalam ajang bergengsi, BASF Award tahun 1991 Saat di temui reporter Al Mihrab, Rohib Soemowidjojo dan eko dalam acara “A mild life Soundrenaline” di pantai Marina Semarang dan di “ markasnya” di Jalan potlot Jakarta selatan dengan merendah ia menandaskan bahwa apa yang didapat olehnya dan group band Slank adalah semata- mata karunia dari Allah, dan tentunya juga melalui proses perjuangan yang sangat panjang dan penuh tantangan.

Bagaimana tidak? Kaka kecil menjalani hidup dengan penuh warna kehidupan dan tantangan, menjadi anak yatim, mengkonsumsi narkoba menjadi bagian dari kisah perjalanan hidupnya. Slank, group band yang menjadi ‘bagian hidup’nya Sebelum tenar seperti ini pernah ‘bongkar pasang’ personilnya kecuali Bimbim (Drum) dan kaka (vokalis). Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan “kupu- kupu” Slank dari wujud bentuk kepompong adalah semata nikmat dari Allah dan dengan perjuangan yang penuh liku.

Yatim sejak kecil

Siapa sangka kalau ternyata Kaka ‘Slank’ yang bernama asli, Ahadi Wira Satriaji punya pengalaman pahit di masa kecil. Ketenarannya seolah menutupi ‘masa menyedihkan ’ di waktu kecil. Sebagai anak bungsu dari empat bersaudara dari Agus Sumadi semestinya ia mendapatkan perlakuan manja dan kasih sayang dari orang tuanya terlebih ibunya, akan tetapi takdir Allah menghendaki lain, artis Kelahiran 10 maret 1974 ini ditinggalkan oleh ibunya selama- lamanya sementara dia masih kecil. “ Waktu ibu meninggal saya baru berumur 9 tahun, saya masih duduk di sekolah dasar kelas tiga SD. Saya betul- betul merasa kehilangan sesuatu yang besar dalam hidup saya. Tiap hari biasanya ada yang manjain, merhatiin, dan ninabobokkan, akan tetapi setelah ibu tiada hidup ini terasa sepi dan sunyi”, terangnya. Sedangkan ayahnya meninggal tahun 1998, dimana ia sudah bergabung dengan Slank.

Menapaki Karir Musik

Peran Kaka, panggilan akrabnya, dalam perjalanan Slank sangat besar sekali setelah bimbim, panggilan akrab bimo setiawan, sang deklarator Slank. Karena dengan bergabungnya Kaka waktu itu merupakan suntikan kehidupan Slank setelah sebelumunya gonjang- ganjing. Kalau dirunut sejarah perjalanannya, Slank bisa dibilang jatuh bangun. Keluar masuk dan perubahan personil Slank menunjukkan belum solidnya Slank waktu itu. Awal mulanya Slank adalah bermula dari “Cikini Stones Complex” (CSC), sebuah grup band yang terdiri dari anak-anak SMU Perguruan Cikini yang berdiri pada Desember 1983, dan berawal dari grup band inilah yang menjadi cikal bakal Slank. Group band yang dibentuk oleh bim- bim, yag kemudian hari menjadi Slank, adalah diberi nama “Red Evil” , dengan formasi Bim- bim (drum), Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas), dan Kiki (gitar). Sejak itu, rumah Bimbim di Jl Potlot menjadi markas “Red Evil”. Karena penampilan mereka berkesan urakan dan “ slengean”, maka nama Red Evil pun diganti menjadi Slank. “ Saya waktu itu di hubungi sama mas bim untuk ikut mengibarkan bendera Slank dengan menggantikan mas Erwan, karena saat itu Slank terombang- ambing. ”, ujarnya. Hingga akhirnya dengan bergabungnya kaka sebagai vokalis, Pay sebagai gitaris dan Indra Q sebagai kibor, maka Slank mulai tampil solid. “ Mas Indra yang akhirnya membuka jalan bagi Slank untuk rekaman bulan desember 1990. album pertama mereka, Suit-Suit... Hey Hey... dengan hits ''Memang'' dan ''Maafkan'' ini meledak di pasaran. Bahkan, dalam ajang. Album pertama inilah yang kemudian hari bendera Slank dapat berkibar. Group band yang mempunyai pengemar atau fans fanatik yang terkenal dengan nama “ Slankers” dan rata rata adalah anak- anak muda itu beranggotakan lima personel; Bimo Setiawan atau Bimbim (Drum) , Kaka (Vokalis) , Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas). Awal mulanya Kaka mengenal musik adalah ketika masih duduk di bangku SMP. “ Sejak kecil saya memang suka seni. Terbukti saya suka menggambar ketika masih kecil”, kenangnya. Lelaki yang suka memakai topi setiap kali tampil diatas panggung konser ini bergabung dengan Slank ketika masih duduk di bangku klas satu SMA yaitu pada tahun 1989. Ia menempati posisi vokal menggantikan posisi Erwan yang keluar dari Slank.

Bebas narkoba

Dunia artis yang penuh kehidupan glamour dan foya- foya sulit untuk dihindari, Bapak dua ini pun juga terjebak dalam dunia hitam . “ Awal mula mengkonsumsi pil neraka ini adalah mencoba- coba, tetapi kemudian jadi ketagihan. Tiada hari tanpa nginex dan triping, itulah kehidupan suram yang saya alami”, ungkapnya. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa ternyata kenikmatan yang ingin didapat dari mengkonsumsi obat- obat itu tipuan belaka. Tidak kenikmatan yang didapat akan tetapi tersiksa, terkungkung, tidak ada kebebasan memenuhi hari- harinya. “saya dituntut untuk cari uang untuk membeli pil- pil neraka itu. Karena kalau tidak memakai pil tersebut badan kita tidak berdaya apa- apa. Saya capek memakai obat- obat itu”, jelasnya. Kemauan untuk berhenti dari mengkonsumsi barang haram itu semakin bulat. Keinginan untuk menghentikan kebiasaan haram itupun tidak terbendung lagi. Dorongan dari keluarga dan sahabat lebih- lebih dari teman slank seperti abdee dan ridlo semakin kencang. “Sayapun akhirnya tersadar dari mimpi bahwa apa yang saya lakukan kemaren itu dilarang agama dan tidak baik bagi kesehatan, karir dan anak- anak saya. Sebagai seorang muslim saya harus menjadi hamba Allah yang taat terhadap segala perintah- NYA dan menjauhi segala larangan-NYA”, tuturnya. Akhirnya sejak tahun 2000 dengan dibantu terapi Obat- obatan cina ia menjauhi diri dan tidak menyentuh barang haram itu. Untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar selalu terbimbing untuk menjalani kehidupan yang fana , maka sudah menjadi kebiasan Slank yang semua personilnya beragama islam maka, Sebelum naik keatas panggung mereka berlima saling bergandengan tangan kemudian membaca fatihah,.’Upacara ritual’ itu dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Sebagai anak yang ingin berbakti kepada kedua orang tuanya kaka Tidak lupa berziarah kemakam bapaknya di makam Pondok Rangun dan ibunya di tempat pemakaman Karet Jakarta. Hal itu dilakukannya dengan penuh ketulusan sebagai anak yang ingin berbakti kepada kedua orang tuanya. Kedekatannya dengan beberapa tokoh agama seperti dengan Gus Dur, Amin Rais, Arifin Ilham, AA’ Gym dan yang lain bisa dibilang cukup akrab. Hal itu untuk menambah pengalaman spiritualnya.

Rajin Puasa Romadhon dan Sayang Keluarga

Walapun jadwal konser sangat padat, akan tetapi dirinya tetap menjalankan puasa Romadlon.” Puasa Romadlon itu kan wajib. Dan bukankah puasa Romadlon itu termasuk salah satu rukun islam”,jelasnya. Puasa ramadlan, menurut Bapak dua anak ini, Soleil (10) dan caska (1), dapat menjernihkan hati dari segala bentuk noda- noda dosa. Setelah sekian hari dan sekian bulan kita selalu disibukkan dengan dunia musik maka hendaknya saya juga harus menyempatkan diri untuk membersihkan diri dan beribadah secara penuh di bulan suci Ramadlan ,apalagi di bulan suci itu semua pahala dilipatgandakan”, tandasnya. Allah sangat menyukai orang yang berbuat baik terhadap sesama apalagi terhadap mereka yang tidak punya siapa- siapa dan sangat membutuhkan.” Sejak kecil saya ditinggalkan oleh ibu saya. Orang yang melahirkan dan membesarkan saya tellah meninggalkan saya. Kasih sayang ibu yang menjadi dambaan setiap anak tidak lama saya rasakan. Setiap melihat anak yatim hati saya terketuk untuk menolongnya. Saya merasakan betul bagaimana rasanya anak yang ditinggal selama- lamanya oleh seorang ibu”, kenangnya. Oleh karenanya, Kelompok band yang berdiri desember 1983 tidak lupa memberikan santunan kepada anak yatim piatu. Suami tascha (29) ini sangat sayang terhadap istri dan anak-anaknya. “saya tidak segan- segan memandikan, memakaikan popok, menceboki anak saya. Tiap ada hari senggang selalu saya sempatkan untuk mengajak jalan- jalan dan bermain dengan anak- anak. Hati saya ini merasa bahagia bisa berkumpul dengan orang- orang saya cintai, karena bagi saya istri dan anak- anak saya adalah mutiara hidup.Anak- anak saya adalah dambaaan dan buah hati”, jelasnya. Menarik juga menyimak lirik lagu Slank yang berkesan nyeplos jujur seperti lagu unggulannya ” Gara- gara kamu” yang memperlihatkan sikap pandang semestinya, bebas berekspresi dengan etika yang layak, mudah dimengerti, kocak dan jauh dari daya tarik kemewahan dan keterikatan manusia modern. berikut syair lagu itu: // Mengikuti kamu … /Lama-lama malah pusing/ Bisa buat aku sinting …/Gara-gara kamu.//Menuruti kamu /Cuma bikin aku tolol /Otak bisa tambah jebol …, dan seterusnya.

Sabtu, 25 Juni 2011

Sejarah Logo Oi dan Profil Pembuatannya

Logo dan bendera Oi telah menjadi magis. Tak hanya dalam konser Iwan Fals, bahkan bendera Oi seringkali berkibar-kibar dengan perkasa di saat konser penyanyi lain. Logo Oi sudah menjadi identitas bagi mereka yang mencintai karya-karya Iwan Fals, juga bagi mereka yang menjadikan kesenian sebagai salah satu sarana untuk memaknai kehidupan, untuk menemukan makna kehidupan.
Logo Oi memiliki format standar. Dalam beberapa kesempatan sering ditemui logo Oi yang tidak standar. Format standar logo Oi dapat diklik pada gambar logo Oi untuk memperbesar.
Lantas bagaimana sejarah logo Oi hingga tercipta? Siapa sebenarnya pembuatnya? Berikut paparannya.

SEJARAH LOGO Oi
Lomba Desain Logo Oi yang diselenggarakan oleh Yayasan Orang Indonesia (YOI) diikuti ratusan peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 di Desa Leuwinanggung No 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (Kediaman Iwan Fals) pada hari Minggu (15/8/1999) dan Senin (16/8/1999). Setiap peserta maksimal membawa 2 buah karya logo Oi.
Dalam Lomba Desain Logo Oi terpilih 2 Logo Oi karya HiO Ariyanto dari Oi Bento House Solo sebagai Juara I dan II. Penentuan pemenang Lomba Logo Oi sebagai Juara I dan II ditentukan oleh para peserta Peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999 melalui polling dan pemilihan oleh semua peserta Silaturahmi Nasional Oi 1999.
Logo Oi karya HiO Ariyanto yang mendapat Juara I, mulai 16 Agustus 1999 (bertepatan dengan Hari Jadi Oi) dipergunakan sebagai logo resmi Organisasi Penggemar Iwan Fals atau biasa disebut Oi. Selain itu, dalam Silaturahmi Nasional Oi 1999 Lagu “Oi” karya Digo Dzulkifli dari Oi Bandung terpilih sebagai Pemenang Lomba Cipta Lagu Mars Oi. Dan ditetapkan sebagai Lagu Mars Oi.
PROFIL SINGKAT PENCIPTA LOGO Oi

  • Nama : Is Ariyanto
  • Panggilan : HiO Ariyanto
  • Pekerjaan : Staff Redaksi Harian Umum SOLOPOS
  • Alamat : Kartotiyasan RT 04/4, Jalan Manduro III, Gang: Merdeka, Kratonan, Serengan, Solo 57153
  • Email : oibentohouse@yahoo.com: oibentohouse@gmail.com
Sampai saat ini aktif sebagai: Ketua Oi Bento House, Manager Oi Bento House Band, Ketua Solo Kartunis (Sloki)

PERJALANAN SANG PENCIPTA LOGO Oi :
  • 1997, Karya Kartun Terbaik Lomba Kartun MDS Beteng Solo
  • 1999, Juara I & II Desain Logo Oi
  • 1999, Pelopor berjualan kaos & merchandiser Iwan Fals & Oi
  • 2000, Juara I Lomba Karikatur Jambore Nasional Oi di Cibubur
  • 2003, Rekor Republik Aeng-Aeng: untuk Kategori Pelopor Kartun 3 Dimensi di Solo
  • 2003, Juara Favorit “Sensasi Biru Indonesia” (Launching Rokok Bentoel Biru) di Solo Bersama Tim Oi Bento House
  • 2004, Rekor Republik Aeng-Aeng: Konser Musik Parade Band Oi dari jam 10.00 Pagi-10.00 Malam (14 band membawa lagu-lagu Iwan Fals yang berbeda sebanyak 75 lagu)
  • 2004, Juara I & II Desain Logo Ikatan Karyawan sebuah toko retail terbesar di Solo
  • 2005, Kartun karakter “Si Thole” dipakai sebagai maskot Lomba Balita & Anak Balita SOLOPOS. [redaksi] ***

Iwan Fals, Dewa Musik dari Leuwinanggung

Foto Iwan Fals

Aku lahir tanggal 3 September 1961. Kata ibuku, ketika aku berumur bulanan, setiap kali mendengar suara u rekaman di Musica Studio. Sebelum ke Musica, aku sudah rekaman sekitar 4 sampai 5 album. Setelah rekaman di Musica itu, musikku mulai digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani Willy Soemantri.

Impian Slank Yang Masih Tertunda

Ketenaran dan kesuksesan sudah dirasakan lima personel Slank, yaitu Ridho, Abdi, Kaka, Bim Bim, dan Ivan. Tapi, sang pentolan Bim Bim mengaku dirinya dan Slank masih memiliki impian yang masih tertunda sampai saat ini.

“Impian kita yang belum bisa terwujud saat ini, adalah bisa punya album kolaborasi dengan Iwan Fals, God Bless, dan Ebiet G Ade. Masih sangat kita harapkan itu bisa terjadi,” ujar Bim Bim saat ditemui VIVAnews.com di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Rabu, 22 Juni 2011.

Lalu, apa alasan album yang diinginkan Bim Bim dan personil lainnya itu belum terwujud? “Kalau kolaborasi dipanggung mah sudah sering, dengan Iwan Fals, God Bless sudah beberapa kali. Kita permasalahannya terkendala di label saja, karena labelnya beda, kita independen bebas saja, kalau album kolaborasi diajak dengan senior kita siap saja,” ujar Bim Bim.

Slank yang saat ini sedang sibuk mempromosikan ‘Slank Party’, album yang berisikan 13 lagu dibuat remix, mengaku sangat tertantang jika album kolaborasi tersebut bisa terjadi.

“Sangat bangga bagi Slank jika bisa membuat album tersebut, tetap menginginkan, tapi belum kesampaian. Sebab, masalah dari dulu adalah label yang berbeda. Album remix ini untuk mengobati para fans (Slankers) yang menunggu album kami,” ujar Bim Bim.

Profil Slank Band

Slank adalah nama salah satu grup musik papan atas Indonesia yang bermula dari Desember 1983 dengan pendirian Cikini Stones Complex (CSC), grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. Di sinilah Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kesukaan mereka terhadap karya-karya Rolling Stones.

Sayangnya grup ini tidak bisa bertahan dan membubarkan diri. Selanjutnya berturut-turut terjadi perombakan personil sampai akhirnya terbentuk formasi ke-14 pada tahun 1996 yang bertahan sampai sekarang. Formasi akhir ini, yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar). Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik, yang dikenal sebagai Slankers.

Slank Management
Address:
Jalan Potlot No. 14, Duren Tiga
Jakarta Selatan (12760)
DKI Jakarta Indonesia

Telephone:
+6221 79196819 / +6221 7943252 /+6221 7990602
Fax:
+6221 79193437
Email Address:
mgt@slank.com / info@slank.com
Website
www.slank.com

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More